Kunci Sukses Ternak Untuk Kita Semua Yang Ingin Bisnis Ternak

Tuesday, August 7, 2018

Tips Dalam Beternak Lele Yang Baik

https://ilmusuksesternak.blogspot.com/2018/08/tips-dalam-beternak-lele-yang-baik.html
Tips Dalam Beternak Lele Yang Baik

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sektor ternak sedang berkembang menjadi sorotan di masyarakat umum. Selain dapat menghasilkan untung yang tinggi, peluang usaha ternak pun masih sangat menjanjikan untuk kedepannya. Terlebih lagi konsumsi dan kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi, dan menjadikan usaha menjadi sebuah usaha yang sangat menggiurkan.

Salah satu budidaya ternak yang sangat menguntungkan adalah ikan lele. Cara beternak ikan lele untuk para pengguna game cukup mudah dan tidak membutuhkan modal yang banyak, karna modalnya pun cukup terjangkau. Mengingat ikan lele adalah jenis ikan yang sanggup bertahan hidup dalam kepadatan yang tinggi dan memiliki tingkat konversi pakan yang baik. Maka dari itu diharuskan beternak ikan lele secara benar dan tepat serta kesabaran serta ketelatenan, maka hasil yang di dapat juga maksimal dan keuntungannya berlipat.

Peternakan ikan lele yang ada di Indonesia sendiri memiliki 2 tujuan, yaitu Pembenihan dan Pembesaran. Ini adalah sama-sama untuk menghasilkan panenan yang berkualitas baik. Pembenihan tujuan untuk menghasilkan benih ikan lele berkualitas bagus. Adapun pembesaran tujuan untuk menghasilkan ikan lele yang siap di konsumsi.

Meskipun dalam beternak lele tergolong mudah dan murah, kami akan tetap ingin mengingat beberapa hal agar saat-saat kami tidak sampai sampai kehilangan. Biasanya kerugian di karenakan lele yang di tebar banyak yang mati. Nah, apakah begitu apa yang perlu dilakukan dalam beternak ikan lele agar berhasil? Berikut ini kupasan beberapa cara praktis untuk beternak lele.

Penyediaan Lahan (Kolam Lele)

Hal pertama yang perlu di siapkan adalah lahan atau kolam untuk lele. Penentuan lahan atau kolam lele ini harus di sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar calon kolam, sumber daya manusia yang memadai dan sumber dana yang tersedia. Setelah itu, barulah dapat di putuskan seperti apa yang cocok. Ada beberapa tipe dari kolam lele, yaitu: jaring apung, keramba, kolam semen, kolam tanah dan kolam terpal.

Untuk kolam lele yang kecil kecil dan juga tidak banyak biaya, kita dapat menggunakan terpal. Namun, jika kita punya lahan yang luas, bisa dipilih menggunakan kolam tanah, karena lebih banyak di terapkan oleh para peternak ikan lele pada umumnya, lingkungan tanah juga lebih baik dalam bentuk ekosistem yang penuh nutrisi organik yang di perlukan ikan lele untuk perkembangannya.

Untuk ukuran kolam bisa di buat 2 x 4 m, 3 x 4 m atau 3 x 5 m dengan jumlah bibitan lele yang akan di tebar.

Jika ingin menggunakan beberapa langkah yang perlu diperhatikan:

Pengeringan dan Pengolahan tanah

Jika memilih untuk memakai lahan bercocok tanam tanah, maka perlu lakukan penumpukan dengan sinar matahari langsung sampai benar-benar kering, benar-benar kering. Biasanya proses pengeringan akan menyebabkan lebih kurang 3 - 7 hari tergantung teriknya sinar matahari. Jika tekstur tanah terlihat kembali - retak itu menandakan tanah sudah cukup kering. Barulah setelah itu dapat dilakukan pembajakan atau pencangkulan pada tanah dalam ruangan agar tanah menjadi gembur dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Tapi sebaliknya pada dinding kolam perlu di tekan - tekan agar menjadi keras dan padat keringkan. Bertujuan agar dinding kolam tidak longsor saat pengisian udara.

Pengapuran dan Pemupukan Kolam

Setelah tanah sudah benar - benar kering, saatnya pengapuran. Pengapuran obyektif untuk menyeimbangkan tingkat keasaman pada kolam dan mikroorganisme bahaya yang bisa menimbulkan hama dan penyakit pada lele. Jenis kapur yang biasanya digunakan adalah kapur tohor atau kapur dolomit, di tebarkan secara menyeluruh ke seluruh permukaan dan cangkul-cangkul agar agar tercampur dan meresap ke dalam tanah. Takaran umumnya sekitar 250 s / d 500 gram per meter perseginya, tapi semakin banyak kondisi tanahnya maka semakin banyak kapur yang diutuhkan.

Setelah pengapuran, selanjutnya disebut pemupukan yang merupakan salah satu cara, sebagai penyubur sebagai pakan alternatif alami bagi lele. Demikian juga bagi bakteri yang berguna untuk menguraikan endapan sisa pakan dan sisa kotoran agar tidak menjadi racun atau amoniak. Sementara fitoplankton juga dimainkan sebagai makanan alami lele. Untuk pemupukan sendiri dapat digunakan pupuk organik berupa pupuk kandang dan pupuk anorganik seperti urea dan TSP. Untuk pemupukan dosis, biasanya sekitar 250 - 500 gram per meter persegi.

Pengaturan Sumber Daya Air Kolam

Ketinggian permukaan air dari dasar kolam idealalnya di kisaran 100 - 150 cm. Proses pengisiannya pun tidak bisa langsung di penuhi di ketinggian 150 cm, tetapi di isi sepertiganya dulu sekitar 50 cm, yang sangat penting untuk sinar matahari langsung agar dapat digunakan biola dan berfotosintesis, adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan pakan alami bagi bibit ikan lele biasa untuk ukuran burayak lele, yang belum bisa menghabiskan makanan instan yang halus sekalipun.

Biarkan kolam selama satu minggu atau sampai airnya berwarna hijau yang menunjukkan bahwa fitoplankton sudah berkembang biak dengan baik dan menjadi persiapan pakan alami bibit lele sampai dapat biaya pelet ukuran mikro. Setelah kolam renang sudah berwarna hijau lele siap di tebarkan sambil menambahkan udara hingga ketinggiannya sekitar 100 cm.

Pembenihan Ikan Lele (Bibit)

Tahapan selanjutnya adalah pemilihan benih atau bibit ikan lele yang berkualitas tinggi agar menghasilkan panen yang berlimpah dan menguntungkan. Bibit lele dapat kita beli dari para peternak lele di sekitar lingkungan maupun dari penjual biang lele yang dapat menjamin kualitas bibit lele tersebut. Bibit ikan Lele Sangkuriang, hasil pembibitan anak negeri, adalah salah satu diantara bibit ikan lele kualitas unggulan karena lebih cepat besar dan ukuran tubuhnya yang lebih berisi dari lele jumbo sehingga dapat di jual dengan harga yang lebih bersaing.

Adapun beberapa ciri dari bibit ikan lele yang memenuhi syarat unggulan, yaitu: sehat bebas dari bibit penyakit, tubuhnya licin, kulitnya mengkilap, tidak ada cacat pada tubuh dan gerakannya lincah gesit sehingga gaya renangnya pun normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan lele pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Untuk kelas bisnis hindari membeli bibit yang terlalu kecil selain kualitasnya sulit di identifikasi, daya tahan bibit lele yang terlalu kecil masih angina – anginan. Standardnya pilihlah bibit yang ukurannya berkisar 5 – 7 cm, dalam kurun waktu 3 bulan dengan perawatan yang normal akan di dapatkan ikan lele ukuran siap konsumsi.

Sesudah memilih bibit lele jenis unggulan, maka tahapan selanjutnya adalah menyesuaikan bibit dengan suhu air. Masukkan bibit kedalam wadah dan biarkan berenang selama 15 – 30 menit, kemudian miringkan wadah tadi dan biarkan bibit berenang keluar dan masuk ke dalam lahan kolam. Cara ini bertujuan untuk menghindarkan bibit dari stres pasca menempati lingkungan atau habitat baru. Ada juga yang merendam bibit lele dalam larutan KM5N04 selama kurang lebih 10 menit untuk mensterilkan setiap penyakit dan juga hama yang melekat pada tubuh bibit lele.

Tebarkan benih ikan dalam kolam, idealnya dengan kepadatan 200 - 400 ekor per meter persegi. Contoh: untuk kolam ukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikan lele minimal (3 × 4) x 200 = 2400 ekor dan jumlah bibit lele maksimal (3 × 4) x 400 = 4800 ekor. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa di tampung. Tapi inginnya tinggi udara tidak lebih dari 40 cm saat benih di tebar, agar benih ikan bisa mengeluarkan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Waktu yang baik untuk melakukan penebaran bibit lele adalah pagi dan sakit hari, di mana suhu udara dalam keadaan normal dan tidak terlalu panas. Pengisian kolam berikutnya di sesuaikan dengan ukuran tubuh hingga mencapai ketinggian udara yang ideal.

Pakan Ikan Lele

Sesuaikan pakan ikan dengan kebutuhan, umumnya seekor ikan lele membutuhkan pakan 3 – 6 % dari bobot tubuhnya per hari. Contoh: ikan lele berbobot 50 gr, maka pakannya 2,5 gr atau 5 % dari bobot tubuhnya. Jadwal pemberian pakan adalah 4 – 5 kali sehari. Sebagai hewan nocturnal yang aktif bergerak di malam hari, maka pertimbangkan untuk memperbanyak pakan lele di sore dan malam hari. Ingat, jangan sampai terlambat memberi pakan karena ikan lele punya sifat kanibal, dia akan memangsa sejenisnya yang ukurannya lebih kecil demi memenuhi kebutuhan pangan.

Pakan utama lele umumnya adalah pelet yang hendaknya memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: 30 % protein hewani, 15 % lemak, 20% karbohidrat serta sisanya vitamin dan mineral. Kita juga harus pintar memilih di pasaran, pakan merk apa yang memenuhi seluruh standard kebutuhan nutrisi ikan lele tersebut. Ingat, jangan sampai membeli pakan yang sudah kadaluwarsa. Sementara itu untuk pakan bibitan lele yang cukup kecil atau burayak bisa diberikan pakan alami berupa fitoplankton, kutu air, cacing kecil, dan jentik – jentik.

Di sarankan juga untuk memberi pakan tambahan disamping pakan utama, berfungsi sebagai alternatif jika harga pakan utama dirasa terlalu mahal, sehingga porsi pakan utama akan di kurangi dan di gantikan dengan tambahan pakan alternatif yang lebih murah sehingga menghemat biaya pengeluaran pakan. Umumnya pakan tambahan berupa ampas tahu, keong mas, dan limbah ayam. Jika di lihat dari kandungan nutrisinya pakan tambahan tidak kalah dengan pakan utama.

Anda bisa dekat dengan pelelangan ikan, dapat diimpor untuk memberi makan tambahan berupa ikan rucah segar. Ikan rucah adalah ikan hasil tangkapan dari laut, tetapi tidak layak di konsumsi manusia karena ukurannya atau cacat dalam penangkapannya.

Perawatan atau Pengelolaan Air Kolam

Selanjutnya adalah pengelolaan kolam renang, sebagai bagian dari tahap perawatan dan pemeliharaan. Kualitas udara harus dilakukan setiap hari dengan cara mengeluarkan dan mengeluarkan makanan yang tidak habis di kolam. Buanglah sepertiga udara di bagian bawah, karena tingkat keamanan bibit yang lebih tinggi pada endapan udara terbawah. Buang lumpur endapan kolam, lumpur ini berbau busuk dan mengandung amonia dan hidrogen sulfida yang berasal dari kotoran dan pembusukan sisa makan, yang menjadi penyebab utama gagalnya panen.

Frekuensi penggantian air pada saat pemberian pakan. Jika dalam jumlah yang banyak, maka pergantian udara akan lebih sering di lakukan. Lihat juga kalau airnya sudah bau harus segera di ganti, udara kotor yang belum tentu perlu untuk digantikan oleh orang-orang yang membutuhkan airnya perlu di ganti.

Pengendalian Hama Penyakit

Hama yang biasa menyerang ikan lele ada 2 jenis, yaitu: Predator dan Mikroorganisme. Predator adalah hama yang umum mengeluarkan dari kolam liar, seperti: Linsang, Ular sawah, Musang Air, Burung, dan Sero. Untuk menghindari serangan predator, pasanglah pagar di sekeliling kolam, bisa juga pasang jaring atau saringan di jalan masuk dan keluar udara. Mikroorganisme adalah hama sejenis Protozoa, Virus dan Bakteri. Ketiganya menjadi penyakit yang mematikan pada ikan lele, seperti: bintik putih, luka di kepala dan ekor dan kembung perut.

Untuk itu, sangat penting untuk selalu menjaga kualitas udara, frekuensi bersih dan efisiensi dan pemeliharaan suhu pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga dapat terserang penyakit non infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain - lain.

Masa Panen Ikan Lele

Lele dapat di panen setelah 2,5 - 3,5 bulan dari ukuran benih 5 - 7 cm. Hal yang perlu di ingat sebelum memanen adalah jangan memberi makan terlalu banyak, agar ikan lele tidak buang kotoran saat di panen. Usahakan 2 minggu untuk masa 5 tahun dari berat badan menjadi 3% dari berat badan dan Saat satu hari atau 24 jam sebelum di panen, ada ikan lele tidak di beri pakan. Panen dapat di lakukan dengan menyamakan air kolam setelah airnya surut, lele dapat di tangkap dengan mudah.

Pemasok lele yang di panen digunakan 9 - 12 ekor per kg untuk konsumsi domestik, sedangkan untuk tujuan, biasanya mencapai berat 500 gram per ekor. Pada saat ikan lele di panen dilakukan sortasi (sortir) untuk memisahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran akan berdampak pada harga karena ikan yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan penghasilan bagi peternak.


EmoticonEmoticon